AKU PERNAH SAMPAI DI ARANGKAA
aku pernah sampai di Arangkaa
di dusun kering
di tempat mimpi selalu tak mungkin
dan
luka api masih berdarah
seuntai
lagu di langit
dari suara seekor kunang
dipantul dinding batu
mengkremasi kujur tua bulan kesepian
dari suara seekor kunang
dipantul dinding batu
mengkremasi kujur tua bulan kesepian
aku pernah sampai di Arangkaa
di
padang puisi yang luput ditafsir penyair
dan
senja lenyap di tanjung
bagaimana
membedakan riang dan kabung
di bawah patung Larenggam*) letih setua abu
dan sudah senyap perayaan suasa pemetik tradisi
hanya bau angus catatan sejarah
tengkorak hancur dalam gua
seorang nenek tua bungkuk mengayam pandang
dengan kemerdekaan irama jarinya
ia tak punya sehelai bendera
buat dikibar bersama duka
*)Larenggam: Pahlawan dari Talaud yang gugur dalam perang Arangkaa melawan
Belanda 23 Juli 1893.
CATATAN PARA
PELINTAS
1
eskader
Ruy Lopez de Villalobos*)
melintasi
Gilolo Bendenao Cebu
dan
Tubusu
masa
itu
Sanguin
dan Tarrao
sudah
punya tempat indah
seperti
Ganalo
tapi
apa kaubaca di sebuah buku
ia
menulis pantaipantaiku;
untuk
kau yang hanya suka tangis dan pilu
2
di
utara
ada
pulau dan datu
ada
samudera dan perahu
bila
kau berlayar
berlayarlah
ke sini
berlayarlah
ke jantung api tradisi
--karena
mengaji laut, mengaji hidup dan maut--
3
di
batang sejarah moyang
Cempaka
dan Manuru
tumbuh
bagai sepasang kembang
mengalung
langit dan sembayang
datanglah
bila kaumau menegak kalbu
karena
di batang gelombang sesungguhnya
doa
bertubuh
4
dulu
maut menunggu di sini
pada
gema kapal niaga Eropa
para
eskader
memanggul
laras senapan
dan
bajak laut mampir memperdaya
di
atas perang dan bencana itu
kita
kembali membaca
niaga
senantiasa
berhala dan darah
kini
menyamar setangkai tombak
menusuk
warna guram
ke
celah dada
*) Ruy
Lopez de Villalobos: Seorang eskader Eropa yang mencantumkan nama Sanguin
(Sangihe) dan Tarrao (Talaud) dalam dokumen Spanyol tahun 1548 sebagai wilayah
kerajaan laut yang punya tradisi samudera dan makmur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar