PERAYAAN KEMERDEKAAN
di
bulan agustus seperti ini
tiang
palisade hitam
dan
ruang kosong dijelajahi sepasang kupu
membawaku
kembali Tampusu
di
sini aku menjaring bulan yang membalun di atas alang
mengayam
sayap takdirku menakluki kesunyian
di
musimmusim gelombang pasang seperti ini
seorang
pengembara barangkali akan datang mempertanyakan
sampan
apa yang kugunakan melayari gema yang hilang
maka
akan kutunjukan padanya jukutjukut yang bisu,
aroma
gaduh semerbak semak yang timpas di mataku
sebagai
Likri, aku bukan dongeng batu dan danau yang mati
sejak
langit terjebak dalam air, tinggi dan dalam pemandangan itu
kutandaskan
sampai habis, sampai habis kata mencair jadi cahaya,
sampai
sembuh semua luka di bayangan rawa yang kau bawah
bila
aku berumah di atas rawa
karena
aku ingin larut dalam empasan maknamakna
tiang
palisade yang dingin dan berlumut
atapatap
rumput yang dirubungi cahaya bintang tak bersungut
sengat
hari yang dikuas kegelisahan
di
bulan agustus seperti ini,
ingin
kembali kurayakan kemerdekaanku
CATATAN JELANG
HARI KEMERDEKAAN
kepada
kesunyian yang memelukku
yang
menaruku di atas limbus airmata
menyarungku
sekujur hidup dan retakannya
yang
meruyak aku di atas bidakbidak maut
menempaku
dengan api kerendahan hati
izinkan
aku mencintai tanah airku
karena
dengan jernih aku mencintainya
seperti
percintaan anak dan ibu
tak
tercemari putus asa
--aku
mencintaimu tanah airku!
meski
hanya dengan seribu catatan tak pernah utuh
aku
ingin menumbuhkanmu jadi sepohon dongeng,
kusajakkan,
memudarkan batasbatas antar manusia
biar
yang merdeka itu kebaikan
aku
ingin berbagi seperti para pahlawan
membagi
keyakinan mereka, bahwa dalam hidup
tak
ada lebih penting dari mengupayakan kehidupan
aku
ingin seperti Wage membagikan lagunya,
menautkan
suka dan luka sebagai milik bersama,
agar
kita bisa bangkit bersama menyongsong gembira
di
bawah sepohong dongeng tanah air yang merdeka ini
karena
aku percaya serpihan terindah dari dongenglah
mempersatukan
manusia sepanjang abad
karena
dongeng adalah api di tengah kehampaan
rakit
dari setiap impian ingin bertemu jalan
atas
nama kerjapan matahari yang memperlihatkan
lipatanlipatan
kejenuhan
aku
ingin mengurai suara yang terseretseret di atas tanah
dari
namanama yang hidup dan yang mati
mereka
yang mengobarkan akal sehat
untuk
menyehatkan segala layu di bawah sepohon dongeng itu
bahwa
kasatria hanyalah wibawa leceh tanpa menegak
perjamuan
luka sedalam kesedihan dan kegembiraan
atas
nama tanah air ini, apa yang maut dari kematian
karena
bagiku tangis hanya sisi kesunyian dari riang
atas
nama tanah air ini, akumenggubah
bahkan
mengubah sejarah
agar
tak ada gambarangambaran berguguran
karena
dongengku sekujur pohon kehidupan
sekujur
pohon keberanian
dan
aku terus merindukan pemandangan itu
kendati terus saja
ada yang ingin membunuh sajakku
tapi di bawah nyawa
cinta abadi ini
katakata akan
senantiasa hidup
dari setiap kali
kematian penyair
Tidak ada komentar:
Posting Komentar