SESEORANG YANG BERJALAN DIBAWA KESUNYIAN
--Kado HUT ke 53 sastrawan Leodardo Axel
Galatang
beruntung
kita yang punya masa kecil. tanah lapang,
semaksemak,
dan bedil bambu yang menyalak dengan
bunyinya
yang lucu. dengan itu kita melucuti kesunyian.
meledakkannya
di pinggir batu. di jalanjalan setapak
yang
dipenuhi kotoran babi. beruntung kita punya ayah
dan
menyandang kebanggaan mereka, sisasisa peperangan
masih
panas di tangannya. beruntung kita bisa
memikul
margamarga mereka yang luhur di bawah tiang
bendera
suci kemerdekaan. ya! beruntung kita yang
diwariskan
semua kesunyian itu, kesunyian yang tak bisa
kita
ledakan dengan bedilbedil bambu, kesunyian yang
membawa
kita berjalanjalan ke abadabad maju, ke waktu
ketika
kesunyian lebih baja dari batu
tapi
kita tersenyum di bibir pantai karena elangelang laut
itu
terus mengekalkan kesunyian sebagai hiburan pada
harihari
saat sepasang tangan kita bergerak menulis katakata
yang
dirayakan kesunyian, katakata yang dimerdekakan oleh
kesunyian
ke atas lapaklapak tuak, ke atas warungwarung
kopi,
ke atas kuekue waji yang menemani para peraya
dongeng
kesunyian
di
bandar terasa sekali keperihan keringatkeringat yang
meleleh.
yang disaput ombak samudera. yang pecah
yang
retak yang pergi dan yang datang semua bertemu
jawaban
bahwa kita adalah buruhburuh yang tergopogopo
memanggul
beban kesunyian itu. bahkan pada deru mesin
pabrikpabrik,
gudanggudang barang, kesunyian bagai
logam
yang berdencingdencing dalam satire yang kita
tuliskan
sebagai babakbabak drama, baitbait puisi, jeketjeket
yang
kita kenakan menyembunyikan wujudwujut murung
kertaskertas
kerja yang mubasir di ladangladang,
di
sawahsawah, di sekolahsekolah, di kantor atau jawatan
atau
pada kecerewetan lilin yang terpasang saat ulang tahun
sungguh
kita beruntung lahir dan tumbuh dalam lenguhan
kesunyian.
karena kita paling beruntung menyaksikan negara
ini
dari waktu yang sangat dekat dengan awal, dan kita adalah
manusiamanusia
yang punya pahlawan yang kita arak dalam
hati
dengan penuh kehormatan. dan kita adalah
manusiamanusia
yang ikut menyaksikan generasi baru telah
lahir
dan menciptakan pahlawanpahlawan mereka sendiri,
kesunyiankesunyian
mereka sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar