PUISI IVERDIXON TINUNGKI
INDONESIA KITA
ini masa dimana banyak orang
memberangus akal sehat
mengunci perdebatan
meski penting disuarakan
kritik dibalas makian
Kebenaran identik dengan jumlah orang turun ke jalan
konflik dan kekerasan dijadikan sarana
menggebuk lawan
bahkan untuk menciptakan keseimbangan
isu
dinaikkan mengalihkan perhatian
manakala dianggap mengganggu kepentingan
isu disimpan menutup diri dari perdebatan
kini banyak orang tak mau merayakan akal
sehat
memberikan catatan kritis terhadap berbagai
kekuatiran
meski itu
menyangkut masa depan rakyat
karena kuatir dibalas penghinaan atau dikafirkan
ini fase paling memuakkan
dimana kesadaran kritis direndahkan
INDONESIA PADA SEBUAH LAYAR
suatu ketika seorang anak akan bertanya pada ibunya:
apa itu Indonesia
karena Indonesia yang ia bayangkan
begitu kabur dan samar
Indonesia yang disuguhkan padanya
adalah pertengkaran politik, berita korupsi dan kriminal
hiburan asing yang tak menjawab akar kesusahannya
pahlawanpahlawan super dunia fiksi yang tak nyata
suatu ketika seorang anak akan berkata pada ibunya:
sebegini inikah wajah Indonesia yang harus kubayangkan
wajah yang retak, wajah yang kusam oleh ruparupa persoalan,
oleh ruparupa duka cita, perseteruan dan katakata yang tajam
menusuk hati, meretakan jiwa dan harapan
pulaupulau yang tak bernyawa
laut yang bertabur gelombang amarah
alam dan lingkungan yang terjarah
pendidikan yang kehilangan rasa cinta
akan apa yang kubayangkan pada Indonesiaku yang kubanggakan
suatu ketika anak itu akan memandang merah putih berkibar
dalam sepi kebanggaan. dalam pertanyaan yang selalu tak terjawab
tapi ibunya yang sabar tetap saja menatapnya dengan cinta,
dengan sayang yang tak berkesudahan.
dan suatu ketika ibu itu akan berkata:
sejak negeri kita merdeka, hanya pada sebuah layar engkau melihat
Indonesia apa adanya. Pulaupulau yang riang, tanah air yang gemerlapan
karena hanya pada layar sanubari penuh cinta
Indonesia yang kau bayangkan
tak pernah padam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar