SHUN FENG HSIN
SUNG MENCARI SHAO
di
lembah Hoangho mengalirlah sungai
mengalir
ke pucuk bunga Peony
di
musim semi seperti ini
aku
meretih api ke dalam diri
dalam
legenda Hou Yi
ia
memanah sembilan matahari
karena
cinta di bumi hanya butuh satu
cahaya
diri
di
bawah satu matahari
bukankah
aku dapat pergi
menyusul
delapan dewa bahari
berlayar
hingga mencapai diri
di
lembah Hoangho mengalirlah sungai
dan
aku Shun Feng Hsin Sung*)
perahuku
meluncur di air
melewati
teratai, krisan dan beku apricot
di
musim itu
aku
tak lupa tekstur rumah bata merah
pohon
bambu dan pintu berhias pahatan naga
sejauh
mana aku berlayar
tak
jua jauh dari tangan Pangu yang
mengejar
dengan
mantel kulit lusu
kujelajahi
peta Shui Jing Zhu
dan
Tuhan menyunggi kecapi ke lubuk karangku
lima
abad sudah perahuku
meretih
gelombang
meronce
puisi
dengan
guci dupa gaharu yang suci
dan
masih kukenang musim semi Peony
burungburung
mengambang
melunaskan
perjamuan samudera
meneguk
makna indah dan nila ke dalam hati
di
lembah Hoangho mengalirlah sungai
sudah
jauh Utara Cina
rumah
bata merah, pohon bambu
dan
pintu berias pahatan naga
aku
sudah berarus hingga ke Zamboanga
dan
tiba di Shao dalam wangi dupa kian bernyawa
di
langit dewi bulan Chang’e memijar
seperti
kisah catatan musim semi Tuan Lu
di
hatiku telah tumbuh kisah lebih sungguh
laut
dan pulau yang menunggu
*) Shun
Feng Hsin Sung: Pelaut Cina yang
menulis buku petunjuk jalur pelayaran
Utara Cina
melewati Zamboanga ke bagian timur Mindanao lalu ke selatan menuju
pengunungan Shao (Siau) pada tahun 1500.
Sejak itu, perniagaan Cina kian berkembang ke Timur Nusantara.
SAJAK BUNGA PEONY *)
DALAM CINTA SHUN
FENG HSIN SUNG
cinta
bagai sebuah peta
bunga
dan mata
di
luar alam katakata
ia
pengelana benak yang merekah
cinta
bukan harum dan warna
bukan
adat membuat kita terpisah
peony
juga tumbuh di tanah tak bernama
di
sini di sana kita berciuman bagai magma
di
bawah langit tempat kegembiraan membubung
Shun Feng Hsin
Sung
mengembara
sejauh
laut membawa jiwa dan nyawa
bila
warna bisa merah
kadang
ungu menunggu dengan sepeta kisah
bagaimana
masa lalu tak boleh luluh
sedang
kita selalu bicara bahasa air mata
di
Ulu
seorang
gadis Cina mengenang
moyangnya
di tanah utara yang jauh
bagaimana
kau menutup pintu
dengan
mata cipit yang jambu
--bukankah
benakmu telah berhulu
di
luas hari dan bahari itu
bila
dipuja dupa satu diri yang sungguh
tak
ada keliru menanggalkan rikuh dan ragu
*) Bunga Peony: Bunga yang punya makna
spiritual dalam peradaban Cina sejak zaman
kuno. Menjadi motif utama gaun kaum
wanita. Merefleksikan perasaan cinta. Sejak Shun Feng Hsin Sung tiba di Shao
(Siau) tahun 1500, sejak itu peradaban Cina kuno ikut menyebar ke dalam hidup
masyarakat setempat dan menjadi bagian dari system nilai budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar