Sabtu, 26 November 2016

DESA ARANGKAA TALAUD DALAM PUISI IVERDIXON TINUNGKI




AKU PERNAH SAMPAI DI ARANGKAA

aku pernah sampai di Arangkaa
di dusun kering
di tempat mimpi selalu tak mungkin
dan luka api masih berdarah

seuntai lagu di langit 
dari suara seekor kunang
dipantul dinding batu
mengkremasi kujur tua bulan kesepian

aku pernah sampai di Arangkaa
di padang puisi yang luput ditafsir penyair
dan senja lenyap di tanjung
bagaimana membedakan riang dan kabung

di bawah patung Larenggam*) letih setua abu
dan sudah senyap perayaan suasa pemetik tradisi
hanya bau angus catatan sejarah
tengkorak hancur dalam gua

seorang nenek tua bungkuk mengayam pandang
dengan kemerdekaan irama jarinya
ia tak punya sehelai bendera
buat dikibar bersama duka

*)Larenggam: Pahlawan dari Talaud  yang gugur dalam perang Arangkaa melawan
Belanda 23 Juli 1893.



CATATAN PARA PELINTAS

1
eskader Ruy Lopez de Villalobos*)
melintasi Gilolo Bendenao Cebu
dan Tubusu
masa itu  
Sanguin dan Tarrao
sudah punya tempat indah
seperti Ganalo

tapi apa kaubaca di sebuah buku
ia menulis pantaipantaiku;
untuk kau yang hanya suka tangis dan pilu

2
di utara
ada pulau dan datu
ada samudera dan perahu

bila kau berlayar
berlayarlah ke sini
berlayarlah ke jantung api tradisi

--karena mengaji laut, mengaji hidup dan maut--

3
di batang sejarah moyang
Cempaka dan Manuru
tumbuh bagai sepasang kembang
mengalung langit dan sembayang

datanglah bila kaumau menegak kalbu
karena di batang gelombang sesungguhnya
doa bertubuh

4
dulu maut menunggu di sini
pada gema kapal niaga Eropa
para eskader
memanggul laras senapan
dan bajak laut mampir memperdaya

di atas perang dan bencana itu
kita kembali membaca
niaga
senantiasa berhala dan darah

kini menyamar setangkai tombak
menusuk warna guram
ke celah dada

*) Ruy Lopez de Villalobos: Seorang eskader Eropa yang mencantumkan nama Sanguin (Sangihe) dan Tarrao (Talaud) dalam dokumen Spanyol tahun 1548 sebagai wilayah kerajaan laut yang punya tradisi samudera dan makmur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar