Sabtu, 26 November 2016

KEMERDEKAAN INDONESIA DALAM RENUNGAN PUISI IVERDIXON TINUNGKI



PERAYAAN KEMERDEKAAN

di bulan agustus seperti ini
tiang palisade hitam
dan ruang kosong dijelajahi sepasang kupu
membawaku kembali Tampusu
di sini aku menjaring bulan yang membalun di atas alang
mengayam sayap takdirku menakluki kesunyian
dan terlahir kembali sebagai seorang Likri

di musimmusim gelombang pasang seperti ini
seorang pengembara barangkali akan datang mempertanyakan
sampan apa yang kugunakan melayari gema yang hilang
maka akan kutunjukan padanya jukutjukut yang bisu,
aroma gaduh semerbak semak yang timpas di mataku

sebagai Likri, aku bukan dongeng batu dan danau yang mati
sejak langit terjebak dalam air, tinggi dan dalam pemandangan itu
kutandaskan sampai habis, sampai habis kata mencair jadi cahaya,
sampai sembuh semua luka di bayangan rawa yang kau bawah

bila aku berumah di atas rawa
karena aku ingin larut dalam empasan maknamakna
tiang palisade yang dingin dan berlumut
atapatap rumput yang dirubungi cahaya bintang tak bersungut
sengat hari yang dikuas kegelisahan
di bulan agustus seperti ini,
ingin kembali kurayakan kemerdekaanku



CATATAN JELANG HARI KEMERDEKAAN

kepada kesunyian yang memelukku
yang menaruku di atas limbus airmata
menyarungku sekujur hidup dan retakannya
yang meruyak aku di atas bidakbidak maut
menempaku dengan api kerendahan hati
izinkan aku mencintai tanah airku
karena dengan jernih aku mencintainya

seperti percintaan anak dan ibu
tak tercemari putus asa
--aku mencintaimu tanah airku!

meski hanya dengan seribu catatan tak pernah utuh
aku ingin menumbuhkanmu jadi sepohon dongeng,
kusajakkan, memudarkan batasbatas antar manusia
biar yang merdeka itu kebaikan

aku ingin berbagi seperti para pahlawan 
membagi keyakinan mereka, bahwa dalam hidup
tak ada lebih penting dari mengupayakan kehidupan

aku ingin seperti Wage membagikan lagunya,
menautkan suka dan luka sebagai milik bersama,
agar kita bisa bangkit bersama menyongsong gembira
di bawah sepohong dongeng tanah air yang merdeka ini

karena aku percaya serpihan terindah dari dongenglah
mempersatukan manusia sepanjang abad
karena dongeng adalah api di tengah kehampaan
rakit dari setiap impian ingin bertemu jalan

atas nama kerjapan matahari yang memperlihatkan
lipatanlipatan kejenuhan
aku ingin mengurai suara yang terseretseret di atas tanah
dari namanama yang hidup dan yang mati
mereka yang mengobarkan akal sehat
untuk menyehatkan segala layu di bawah sepohon dongeng itu
bahwa kasatria hanyalah wibawa leceh tanpa menegak
perjamuan luka sedalam kesedihan dan kegembiraan

atas nama tanah air ini, apa yang maut dari kematian
karena bagiku tangis hanya sisi kesunyian dari riang
atas nama tanah air ini, akumenggubah
bahkan mengubah sejarah
agar tak ada gambarangambaran berguguran
karena dongengku sekujur pohon kehidupan
sekujur pohon keberanian

dan aku terus merindukan pemandangan itu
kendati terus saja ada yang ingin membunuh sajakku
tapi di bawah nyawa cinta abadi  ini
katakata akan senantiasa hidup
dari setiap kali kematian penyair



Tidak ada komentar:

Posting Komentar