Rabu, 28 September 2011

DUNIA SELALU PUNYA SAYATAN PUNYA AIR MATA (Puisi Iverdixon Tinungki)


(Ode Sang Pahlawan Sofie Kornelia Pandean*)

Waktu mengulang tiga zaman dari jejak tua
menitmenit jam merindu dentum pukauku
Atas bedil dan gerai rambut mengibas kebranian
Weker tua tak rapuh memutar zaman dari dikau

Itu, merah putih berkibar, memanggil
Dari dunia yang selalu punya sayatan, punya air mata
Ketika sumpah setia dilafal menjadi bunyi gentah
Memanjang pada gurat tanah air dan sujud doa

Ia gugur pada syair denting harpa
Ia pergi pada petikan gitar gesekan selo
Sayup mengiringi Wage menyanyikan Indonesia Raya
Yang terus menyusup setiap lobang hati sejarah

Apa yang ingin kau hibahkan pada hati terluka
Selain kebanggaan tak sekadar ibu, tak sekadar perempuan
Tapi ode agung sang pahlawan

Hari itu ia mengangkat senapan
Merentas jejak asap bau mesiu
Kota-kota dan dusun terpanggang
Ia di sana tanpa takut keluh
Bergerak menuju perang merdeka
Buat kita dan seorang anak yang akan lahir di masa depan

Tidurlah wahai keabadian cinta bangsa
Tidurlah dalam detak rindu tak usai membunuh pukau
Pukau dikau membuat sepi senyap jadi stanza
Yang di suatu esok selalu di lafal tanpa henti dan jedah
Kerena tanah air ini selalu butuh tangan
Untuk menyeka air mata

*) Sosok Pahlawan yang membacakan teks Sumpah Pemuda pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928

Tidak ada komentar:

Posting Komentar