Sabtu, 24 September 2011

SEBUAH NAMA CINTA (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)


ada salju di hatiku, tak saja di beranda rumahmu
ketika kau kisahkan Juanita sebuah nama cinta
di sini kembang api menaburi langit khatulistiwa
dengan anginnya yang meruah, tak seperti getirmu di California




Ia telah menaiki kereta kencana ke surga cahaya, kataku
Dan engkau menghela nafasmu yang sesak selama empat tahun itu
lalu entah di tahun ke berapa engkau bisa hadirkan suara lebih lentur
Seperti senyum Californiamu yang megah dalam bayangan timur


Juanita menuju panggung Tuhan yang lebih luas dan abadi malam itu
dan kita samasama mengantarnya dalam percakapan pedih
seperti doa Daud di pinggir pagi yang letih


Juanita pengantin itu pergi berkawal malaikatmalaikatNya
buat berjumpa cintanya tersuci


kau senantiasa teringat catatancatatan penuh kenangan, katamu
sebuah nadi yang hilang dari kembaran hati
tapi sang cintanya telah menata panggung buat Juanitanya
dan menitipkan sebuah sketsa padamu
hingga kau bisa menangkap warnawarna cinta yang melindap
tentang kota yang jauh ini, lambaian nyiur dan pesisir yang asin
yang setia menyimpan tapak dua anak kembar yang berlari
memburu mataharinya sendirisendiri.


Hidup hanya sebuah prolog, begitu kataku
Dan kau menyembunyikan dirimu di tengah hutan bangunan Californiamu
Dengan kisahkisah asing yang melegoh bau captikus, berganti wine
Esteloude yang mecibir wangi langiran rambut keke saat senja menjuntai


Itu semua tak penting Sis…
Karena setiap samudera punya bayangan sendiri
Hanya cinta mempertemu manusia pada babaknya masingmasing
Dan hati kita semua berpelukan dalam epilog Juanita
pada komposisi tersuci dari drama kehidupannya


malam itu kita samasama menitikkan airmata
dalam lakon yang ditulis tangan Tuhan sendiri
Juanita menaiki kereta kencanaNya
Menuju panggung Tuhan yang lebih luas dan abadi


“ dan aku, seperti juga engkau merinduinya
Dalam sajak yang selalu tak selesai ku tulis ini”


Manado, 4/1/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar