Sabtu, 24 September 2011

IRONI DARI TANAH HITAM (Puisi Iverdixon Tinungki)


adikku, aku ingin berbagi sembab denganmu:

di sini lelaki dengan bahasa gerak tubuh Marokaahe menari
orang Marind, sejarah tua kapal uap di sungai Maro
mengusung gasing Izakod Bekai Izakod Kai
seperti resital indah kisah surga di tanah hitam

harusnya waktu berada dua jam di masa depan
di Wamena, dan mata cekung orang Dani.
rasanya mundur ribuan tahun
ke belakang membawa Jayawijaya Adikku......
di Obiah ada tempat acara purba bakar batu
Seorang Onduwafi berdiri di puncak menara kayu
mengintai jauh di kesuraman Papua
ia berteriak memanggil para lelaki dengan panah dan tombak
melontarkan bebunyian ritmis dari mulutnya
mengekalkan sajaksajak langit dan tanah muram

pria berkoteka, pilamo di pintu gerbang
umma berjajar di sampingnya
perempuan dan anak-anak berdandan
melumuri tubuh dengan lumpur
menyanyikan lagu terdengar seperti masa lalu

kamupun akan tahu, di sini adikku...
Sang Onduwafi akan menyuruh dua orang pemuda
membawa seekor babi
pemanah tua menembakkan sebuah panah kayu
menusuk jantung buat alirkan darah ke udara
seperti suara nyanyian purba penduduk nan riuh
semakin keras dan cepat di nguikan babi merenggang ajal
Sepasang pria dan wanita muncul
mereka berlarilari melepasan roh di tarian mistisnya


pernahkah kau baca hot plate purba
babi dan hipere terpanggang di atas tumpukan batu panas
ditahan tumpukan daun segar dan rerumputan basah
yang menutupi tungku tradisional

beginilah aku berbagi denganmu di senyap Papua:
Pepera seperti prasasti sunyi pusaka terlara

Di sini engkau dapat menyaksikan Musamus
gundukan tanah rumah rayap yang tinggi
Kangguru, tikus pohon. Kasuari, Rusa
pada piguru usang riwayat penjarahan dan perusakan

lalu kau dengar adikku...
di Teluk Wondama, ribuan pengungsi banjir Wasior
apa yang mereka makan di ladang airmata itu
sungkawa gunung keramat
air turun dari tanah tersayat
mengirim ratusan jiwa sebagai pesan
di sini luka mengangahkan Papua
berdarah seperti babi yang tertikam anak panah

adikku, Papua adalah ironi
kemiskinan simiskin di atas tanah berlimpah ruah sumber daya alam
tambang emas dan tembaga terbesar di dunia
lapangan gas dan hutan biodiversitas, plasma nutfahnya luar biasa.
tapi Onduwafi yang berdiri di puncak menara kayu
berbagi airmatanya denganmu

29 Oktober 2010

2 komentar: