Minggu, 25 September 2011

SAJAK PENEBANG BAMBU (Puisi Iverdixon Tinungki)

Segalanya ada ruas
Ruang kosong dan air
Tak ada yang lurus di bawah langit
Berbuku tempat kehidupan bercabang
Tapi yang tumbuh selalu ingin ke langit
Dan yang ke langit berjumpa angin
Dari semilir hingga badai yang terdengar adalah gerisik
Tebang- tebanglah sebatang buat serumpun tumbuh
Tebang-tebanglah serumpun buat kehidupan merakit
Dari kuala hingga ke lautan kita berakit
Setelah menepi menjadi rumah atau bambu runcing
Dan aku menebangnya lagi
Tapi ia tumbuh kembali
Beruas
Tak ada yang lurus
Ruang kosong dan air meninggihkan ia ke langit
Dan aku mesti menebangnya lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar