di bukit pasir pulau Ruang
anak Maleo menggali jalan menuju hutan
hutan telah habis dibabat orang
ia terbang ke langit mencari induknya
di langit Elang mengintainya
ia kembali ke liang pasir yang menetaskannya
tapi tak ditemukanya rumah baginya
kecuali desis ular terdengar lapar
di balik gundukkan semak liar
di iris matanya yang merah kecoklatan
kubaca isyarat gelisah tergenang bagai
lautan
jambulnya mengeras, paruhnya berwarna
jingga
membayangkan kenyamanan hidup di dalam
cangkang
tapi sekali terlahir pilihan tinggal
hidup atau mati
ia pun terbang ke sana ke mari menandai
benua
di atas peta panas kawah yang bergerak
membentuk lava
mahluk fana, akan mengerti dimana hidup
tak lain
padang pertarungan penuh luka nestapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar