Oleh: Iverdixon Tinungki
Pdt. Agustina E Talu, STh, lahir di Talaud,
9 September 1965. Menikah dengan Samuel
Kunia (bercerai) dan dikaruniai dua orang anak Olivia Kunia dan Glady Kunia.
Ketika jemaat Gunung Hermon baru diresmikan menjadi jemaat mandiri ia ikut
hadir. Sebagaimana rencana awal pihak Badan Pekerja Wilayah Manado Utara II
untuk menempatkan seorang Pendeta seiring peresmian Gunung Hermon menjadi
jemaat otonom kehadiran beliau pada awalnya ditolak oleh sebagian besar anggota
jemaat karena jemaat baru itu masih banyak memerlukan biaya untuk pembangunan
gereja. Nanti pada rapat wilayah di jemaat Gunung Hermon akhirnya menetapkan
kehadirannya di jemaat Gunung Hermon sebagai pendeta pelayanan karena Bpk. Pnt.
Welly Areros menjabat sebagai ketua jemaat.
. Meski kehadirannya akhirnya diterima
walaupun terjadi ketegangan, tapi jemaat membangun pastori sederhana untuknya. Sebagai
pelayan yang begitu mengerti dengan kondisi jemaat beliau tingggal di pastori
yang kecil dan upah perbulan sebesar Rp.
50.000.
Pdt. Agustina E Talu, STh mengawali
pelayanannya dengan mengusahakan pengadaan air besih bagi jemaat yang terletak
di atas bukit itu. Menurutnya air bersih merupakan kebutuhan vital bagi
jemaatnya. Sebagai gereja yang berada di bukit sangat sulit bila tidak ada ketersediaan air
bersih. Dengan segala daya upaya bersama jemaatnya akhirnya proyek air bersih
itu berhasil dibangunnya dan diresmikan pada bulan November 2001 ole Ketua Badan
Pekerja Wilayah Manado Utara II Pdt. Jopy Lontoh, STh.
Sebagai jemaat yang baru berdiri, selaku
Ketua Jemaat ia juga mendorong berbagai potensi jemaat untuk ikut aktif dalam
berbagai kegiatan sinodal. Berbagai
kegiatan lomba diikuti oleh pemuda remaja dan anak sekolah minggu dan berhasil
menjuarai kegiatan wilayah dan sinode diantaranya menjadi Juara I Lomba bintang
vokalia anak Sinode GMIM oleh adik Hendra Katilik.
Sayang sekali karya pelayanannya mengalami
pergumulan ketika terjadi permasalahan dengan bendahara dan ibu Ritna Tahulending.
Jemaat dan sebagian besar Pelsus menandatangani surat ke Badan Pekerja Sinode
GMIM meminta agar beliau dipindahkan karena kepelayanannya diniai menurun.
Ketika ditemui tim penulis pada Mei 2013
Pdt. Agustina E Talu, STh mengatakan sampai sekarang ia masih bertanya dalam
hati kesalahan apa yang membuat jemaat Gunung Hermon sampai mengajukan
perpindahannya ketika itu meski masa jabatan pelayanan belum berakhir. Tapi ia
juga mengakui dimana sebagai manusia ia pun tak luput dari kelemahan dan
kesalahan.
Menanggapi Surat dari jemaat Gunung
Hermon ke Sinode ketika itu, Tim pengembalaan dari Wilayah yang terdiri dari Pdt. J Lontoh, Pdt. S Sapulete, Ibu Pdt.
Tambaru turun untuk mendamaikan tapi tidak memperoleh hasil sebagaimana yang
diharapkan yakni agar jemaat Gunung Hermon masih bisa menerima Pdt. Agustina E
Talu, STh di jemaat tersebut.
Dari beberapa sumber mengatakan masalah
yang menerpa Pdt. Agustina E Talu, STh lebih disebabkan oleh hal sepele yakni diseputar
uang jalan yang dimintanya untuk mengikuti kegiatan Sinode. Tapi kegiatan itu
tidak diikutinya. Tentang hal tersebut, kepada Tim Penulis, dijelaskannya
dimana sebenarnya ia ikut selama sehari
kegiatan yang berlangsung dua hari itu. Sedang pada hari terakhir, ia terpaksa
tidak ikut bukan karena sengaja tapi ia
harus menghadiri pernikahan adiknya.
Persoalan lainnya yang ikut menjadi
alasan mendepaknya dari tugas pelayanan di Gunung Hermon yakni menyangkut
hobinya berkaraoke menyanyi lagu-lagu pop non religi. Menurutnya menyanyi
lagu-lagu pop adalah hal yang biasa sekedar hiburan. Sebagai seorang hamba
Tuhan yang dikarunia talenta menyanyi yang baik sejak usia belia ia juga aktif
menyanyi lagu-lagu gerejani. Tapi bagi segelintir anggota jemaat di Gunung
Hermon menyanyi lagu pop bagi seorang hamba Tuhan yang punya jabatan Pendeta
tak dapat diterima. Kendati begitu ada juga anggota jemaat seperti Kel. Pontoh P Lowokang yang mengatakan tidak
ada persoalan bagi seorang pendeta menyanyikan lagu pop yang penting di tempat
yang tepat.
Tentang alasan kedua pendepakannya itu,
ia mengatakan tak lagi dipikirkannya karena tak ada lagi dendam di hatinya. Ia
sudah memaafkan semua dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Ketika ditanya tentang visi misinya
dalam pelayanan ketika itu ia mengatakan melayani dengan sungguh walau banyak
pergumulan. Kesannya saat itu jemaat dan pelayanan baik tapi ada sebagian yang
tidak mendukung pelayanannya. Pesannya, lihatlah “Pelayanan” sebagai dasar
iman, jangan hanya masalah satu atau dua orang mengorbankan keutuhan
persekutuan jemaat. Jagalah keutuhan
jemaat. Saling menopang dan membantu.
Pada bulan Juli 2002
Pdt. Kunia F Talu, STh pindah dari jemaat
Gunung Hermon dan Pdt. J.J Lontoh,STh menjadi PJS sampai Februari 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar