dulu ada anak gadis missionary gereja
Belanda
ia berlarilari di bawah pinang raja di
pelataran gereja
kukira ia malaikat yang datang berbagi
riang
dengan anakanak petani pala
bermata sayu memandanginya
omaoma tua mengenakan kebaya berbau
kanji
diseterika hingga kerawang dan suji
begitu rapih
mereka berpayung menuju gereja
dengan senyum serekah seruni dan kenanga
opaopa mengenakan stelan jas dengan
umbai rantai di dada
sisiran rambut dipipih hingga menyentuh
kulit kepala
mereka tiba lebih pagi dari semua
dan memilih tempat paling muka
ini misa keberapa. Mazmur yang sama
masih dibaca di altar
sejak
aku kanakkanak mengikuti ibu ke
gereja
aku hanya menghitung tahun dan abad
tiang penyangga tua telah dipugar. Juga
tahlil
telah berbeda katakata
cara berpakaian pun ikut berubah
anak missionary Belanda telah tiada
aku ingat di menara ada miniatur ayam
yang selalu berputar mengikuti angin
aku menatap ke menara
ayam yang sama masih di sana
menumbuhkan kenangan dan kesaksian
Tuhan yang kupuja tak berubah
meski saman porakporanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar