Oleh: Iverdixon Tinungki
Usai periode kepemimpinan
Pendeta Ny. Sumolang Dapu, STh pada tahun 1984, posisi Ketua Badan Pekerja
Majelis Wilayah (BPMW) Manado Utara II
digantikan oleh Pendeta Alex Koloay, STh. Tugasnya sebagai Ketua Wilayah
sekaligus Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Torsina Tumumpa diembannya
kurang lebih 5 tahun (1984-1990).
Ketika ditemui Tim penulis
di rumahnya pada Juni 2012, ia mengatakan fokus pelayanan pada masa
kepemimpinanya lebih diarahkan pada upaya membangun soliditas antar rekan-rekan
BPMW dan pimpinan-pimpinan jemaat. Ia
mengaku kondisi BPMW periode kepemimpinannya ketika itu cukup solid. Tapi ia
tak menepis adanya perbedaan-perbedaan pendapat dalam pelayanan, namun hal itu
tidak menjadi kendala besar dalam menjalankan program dari Sinode, maupun
program kerja wilayah.
Menurut Pendeta Koloay,
ketika ia memimpin Wilayah Manado Utara II meski pun merupakan wilayah
pemekaran tapi teritorialnya masih sangat luas karena terbentang dari Kelurahan
Karangria hingga Desa Tongkaina dan dari Kelurahan Tuminting hingga Desa Pandu.
Persoalan aksesibilitas di area pelayanan yang luas ini masih merupakan
kendala. Selain itu karakteristik jemaat sangat majemuk. Walaupun memang,
mayoritasnya adalah warga Nusa Utara. Budaya sangihe sangat kental. Mereka
sangat sensitif dalam banyak hal, apalagi menyentuh hal-hal yang berkaitan
dengan moralitas. Persoalan yang terjadi di luar lingkungan pelayanan pun dapat
mempengaruhi pelayanan gereja karena sikap sensitif jemaat itu.
Dari ingatannya dikatakan, ada
beberapa orang yang ditokohkan jemaat, figur-figur ini sangat membantu dalam
pelayanan, namun tak dipungkiri juga sering menjadi penyebab ketegangan dalam
pelayanan karena perbedaan cara pandang. Ketegangan ini sering terbawa hingga
dalam rapat-rapat resmi gereja. Tak jarang ada kata-kata kasar dan tindakan
keras yang ditunjukkan ketika berseberangan pendapat. Walaupun demikian, rasa
memiliki jemaat terhadap pelayanan gereja sangat tinggi.
Kehadiran anggota jemaat
dalam ibadah BIPRA aras wilayah sangat banyak.
Persekutuan Pria Kaum Bapa misalnya, kehadiran anggota PKB mencapai
ratusan orang dalam sekali beribadah. Jemaat sangat peduli akan pertumbuhan
pelayanan. Karakter sensitif dan cepat tersinggung ini tak merusak persekutuan
sebab mereka cepat memaafkan.
Di periode ini, tidak ada
pemekaran, baik di aras wilayah maupun aras jemaat. Memang ada beberapa wacana pemekaran jemaat
yang muncul di Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting, namun pemekaran baru
terjadi pada periode berikutnya.
Di Komisi WKI, terjadi
sedikit pro-kontra karena perbedaan pendapat antara Ketua Komisi WKI Pnt.
Lahope-Bogar dan Sekretaris Komisi Ibu Koloay-Tamuntuan. Ketegangan ini sempat
terbawa sampai pada pelayanan wilayah, namun tetap dapat dikendalikan, walau
memang turut memunculkan blok antara Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting.
Harus diakui, pada periode ini, jemaat Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting
menjadi barometer untuk jemaat lainnya.
Menurut memori Ny. Dra
Lahope-Bogar, mantan Ketua WKI Wilayah
Manado Utara II periode 1984-1990 dimana pada masa kepemimpina Pendeta A. Koloay, STh tidak ada pemekaran jemaat. Teritorial
pelayanan masih sama dengan masa kepemimpinan Ketua Wilayah yang pertama. Hanya
saja katanya, pemekaran wilayah Bunaken,
membuat territorial Wilayah Manado Utara II yang sebelumnya hanya sampai di
daerah Molas Meras, bertambah karena desa Tongkaina di masukkan ke wilayah
pelayanan Manado utara II. Diakuinya,luas wilayah ini membuat medan yang harus dihadapi
saat melayani cukup berat. Tapi semuanya dapat dilaksanakan dengan baik.
Khusus tentang WKI, hal penting yang dilaksanakan ketika itu ialah
pada bidang pendidikan. WKI menggalakkan pembangunan Taman Kanak-kanak (TK) di
jemaat-jemaat. Hasilnya, dibangunnya sebuah TK di Jemaat Nazaret Tuminting, dan
di jemaat Torsina Tumumpa, dan di Pandu. Di jemaat Petra Karangria, tidak lagi
dibangun TK jemaat sebab sudah ada TK Pertiwi.
Pelayanan pada umumnya
berjalan baik, hanya ada sedikit ketegangan di internal Komisi WKI, karena
perbedaan pendapat dan masalah ketepatan waktu dalam pelayanan. Namun hal ini
tidak menghambat pelayanan yang ada. WKI bahkan berhasil melaksanakan kegiatan
lomba antar jemaat, juga kegiatan wilayah yang di pusatkan di NDC Resort.
Pnt. Arnold Tuwonaung, mantan Sekretaris Komisi PKB Wilayah Manado utara II pada
masa kepemimpinan Pendeta A. Koloay, membenarkan dimana periode pelayanan di Wilayah ketika itu berjalan sangat baik. Sebagai bagian dari
pelayanan di aras wilayah, kami dapat saling bekerjasama. Memang ada perbedaan
pendapat, namun tidak ada gejolak hebat yang menguncang pelayanan.
Dikatakannya, Ketua Wilayah
Pdt. Alex Koloay adalah figur yang sangat baik dan rendah hati. Beliau mampu
membuat kami tetap sejalan dalam pelayanan, walaupun ada saja pandangan yang
berbenturan.
Di pelayanan kategorial PKB,
kami sangat solid. Kami berhasil menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan Hari
Persatuan PKB Sinode, yang dilaksanakan
di NDC Resort.
Ketua Pemuda Wilayah Manado
Utara II periode 1984-1990, Pnt. Drs. Ruben Saerang mengatakan Wilayah Manado
utara II di periode itu penuh dengan dinamika.
Karakter jemaat yang keras dan sensitif membuat muncul ketegangan di
jemaat, apalagi masih terbawa hasil pemilihan BPMW dan juga BPMJ serta pelayan
khusus di jemaat. Blok-blok akibat “dukung-mendukung” calon yang dijagokan
terbawa hingga pelayanan di awal periode ini.
Watak keras juga ditunjukkan
para Pelayan Khusus yang terpilih, sehingga dalam melaksanakan program
pelayanan, ada juga yang gontok-gontokkan hingga dalam sidang-sidang majelis.
Namun ketegangan ini tidak merusak pelayanan yang ada, sebab baik pelayan
maupun jemaat sangat menghormati wibawa gereja.
Di masa itu kata Ruben tidak
ada keputusan penting lain yang mengubah keputusan sebelumnya, setelah Manado
utara II dipisahkan dari Wilayah Manado Utara.
Struktur
BPMW Manado Utara II (1984-1990)
1.
Ketua :
Pdt. Alex Koloay, STh
2.
Wakil Ketua :
(Tuminting)
3.
Sekretaris :
Pnt. AT. Rompis (Alm)
4.
Bendahara :
Sym. Lord Mandiangan (Alm)
5.
PKB :
Pnt.
6.
WKI :
Pnt. Lahope-Bogar
7.
PEMUDA :
Pnt. Ruben Saerang
8.
REMAJA :
Pnt.
9.
ASM :
Pnt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar