Oleh: Iverdixon Tinungki
Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh,
bagi jemaat Gunung Hermon dipandang sebagai salah satu pendiri jemaat Gunung
Hermon. Tanpa beliau dan segenap BPMJ dan Pelsus Jemaat Getsemani Sumompo yang menerima eksodus
jemaat Gunung Hermon mungkin masalah jemaat ini belum dapat diselesaikan.
Kelakar menarik yang sempat dilontarkan Pdt Stefen Julius Sapulete, STh seputar
berdirinya jemaat Gunung Hermonyang patut disimak yakni: “Saya adalah bapak
tiri dari jemaat Gunung Hermon”. Sebab, bagaimana pun bagi Sapulete, ayah
kandung sesungguhnya dari Jemaat Gunung Hermon adalah Jemaat Nazaret Tuminting.
Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh dilahirkan
di Ambon, 18 November 1963. Menikah dengan Pendeta Desi Taner, STh dikaruniai dua orang
anak Sani Sapulete dan Tanisya Sapulete.
Sebagai sekretaris wilayah saat itu, Sapulete
selalu membantu dan peduli dengan keadaan jemaat Gunung Hermon. Hasil sidang
majelis jemaat Getsemani Sumompo diawal bulan Mei 1999 menerima jemaat GMIM
Gunung Hermon sebagai jemaat kolom 14 dengan dukungan penuh dari beliau. Ia
sosok seorang yang sangat humoris dan begitu dekat dengan jemaat maupun Pelsus.
Menjawab kekuatiran jemaat Gunung Hermon dengan tidak adanya tanah pekuburan,
jemaat Getsemani memberikan lahan pekuburan selama 1 periode jika ada daun
jatuh.
Selama perjuangan pemekaran jemaat
Gunung Hermon oleh para perintis ia ikut bekerjasama dalam usaha pemekaran jemaat
tersebut. Setelah mandiri beliau rela mempersembahkan beberapa jemaatnya yang
berada di sekitar Gunung Hermon untuk menjadi anggota jemaat Gunung Hermon,
diantaranya :
Kel. Pontoh Pontolowokang
Kel Biringan Laihat
Kel Lowai Pontoh
Setelah jemaat Gunung Hermon mandiri, Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh masih memberikan waktunya untuk menyelesaikan
berbagai konflik dalam jemaat Gunung Hermon dalam kapasitasnya sebagai
sekretaris Wilayah Manado Utara II. Beliau juga yang memberkati pernikahan dari
beberapa anggota jemaat di Gunung Hermon karena jemaat itu masih belum memiliki Pendeta dan Ibu Kunia
Talu, STh yang menjadi pendeta pelayanan di masa kepemimpinan Ketua Jemaat
Pertama Pnt. Welly Areros, belum memiliki SK untuk pemberkatan nikah.
Kepada Tim Penulis ia memaparkan hal
yang paling mengesankan di seputar masalah-masalah yang terjadi di Gunung
Hermon yaitu ketika Bpk. Sym. A. Adrian menunjuk dengan jarinya kepada Ibu Pendeta Kunia Talu,STh dalam
konflik yang terjadi di dalam rapat majelis. Semua masalah-masalah yang terjadi
itu merupakan kenangan yang menghidupkan pelayanan.
Pesannya semoga jemaat Gunung Hermon
tetap menjadi berkat sesuai dengan namanya
dalam Mazmur 133. Sesuai dengan nama bisa memberikan embun yang
menyejukkan itu bagi sesama jemaat dan dapat mengalirkan berkat ke bawah
(Jemaat Tunggul Isai) dan ke perumahan Simphoni (jemaat Non Kristiani) dan
kepada semua orang. Memberikan cahaya bagi jemaat agar jemaat bisa memberikan
sinar bagi semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar