(dalam
pelayaran dari Buang ke Sawangino
Bersama
Opa Hersen)
ia bercerita tentang kekasihnya laut
dengan bau garam merebahkannya di malam
tahuntahun percintaan sarat pelayaran
seperti perempuan katanya, gelombang itu
tangan
pada gelombang
ia menemukan taman samudera
tak berbatas cakrawala
terus menjelajah menuju kaki purnama
dimana di sana cinta lebih bercahaya
pulau dan benua cuma tempat mengaso
begitu juga gadisgadis cantik berbagi
gincu di dada
pelaut itu pengelana, sahabat badai
langit tanpa cahaya
jangan bertanya berapa gadis telah
dicumbunya
atau berapa banyak minuman telah
dikecapnya
ia akan berkata: semua tak sebanding
lautan
yang membuat dahaga sesungguhnya
terpuaskan
empat puluh lima tahun pelayaran
menjadikan port seakan stasiun
siapa tak ingin mencium bau garam di
selangkangan laut
tanpa laut pulau dan benua tak saling
berpaut
tapi, ia harus berpisah dengan
kekasihnya karena usia, katanya
laut dan pelaut ternyata cinta ditakdir
tak selalu bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar