mungkingkah surga berwarna jingga
memantulkan gema gelombang danau
ke rimbun dedaunan kapuk sebentar lagi
lapuk
bungabunga dan daun akan susut
seperti hidup punya waktu lisut
yang terhampar abadi bagai surga
adalah warna kenangan melampau usia
sejak dulu orang pulau menitipkan penat
keringat di sini
sesekali membasuh pedih hingga akar
teratai menjadi gemuk
oleh kisah saman dipenuhi sayatan. Luka
lalu, kini dan masa depan
mungkin sudah sedemikian dalam tergenang
hingga teratai menawarkan pemandangan
makam
dalam sejarahnya danau ini mungkin
kumpulan air mata
turun dari puncak Singgalawo dan delapan
pucak
mitos laga Onding menyergap bajak laut
burung Kemba piawai mengintai ikan tak
lupa meniti
cabang cabang sejarah bersurai bagai
lelaki rentah
aku mendengar sayup dengus nafas
berkecamuk
orangorang itu, terbatabata berjalan
mengelilingi danau
sambil melihat teratai tumbuh bagai
selendang
terjurai di kaki abad yang selalu
mengenakan jubah hitam
pepohonan yang tegak pun kedinginan
menyaksikan air danau
sebegitu tua menyimpan tangisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar