di Queen Elisabeth
dua abad lalu
Graafland menulis
bunga Krisan dan Cintamani
di kemilau danau Linow
kini di sepemandang lembah hamparan bukit
bunga tumbuh seakan rumah beratap warna
mendenyutkan hidup dan sejarah anak cucu Tombulu
gadisgadis berkulit putih tersenyum di pematang
seindah Cintamani segari pagi bermatahari
ketika siang pipinya memerah bagai Krisan
melukisi nasib dipenuhi pertarungan tiada henti
alam menghampar di kaki penari kabasaran
mengendapkan belerang kawah
Lokon Mahawu
mendengar Empung menyeru di gelegar gunung
turun dalam debu menyuburkan petak sawa ladang
kebun cengkeh kelapa palawija
disemai bersama harapan nenek moyangnya
roda pedati suara burung Manguni
bou soka legam warna daun tuis
Ficus
minahassae, schefflera actinophylla
menisik dusundusunnya
seakan pola biorama
detakkan nadi bertabur anugerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar