Minggu, 02 Oktober 2011

BUNGA ALANG-ALANG ( Puisi Iverdixon Tinungki)


alang-alang terbang di bawah bulan
angin musim punya waktu dan jalan
lewati igau memanjang di kenangan

suatu ketika, ia berjumpa serumpunnya
di sebuah padang:
“apa guna gapai angkasa
sedang kau tak jalan ke sana
mencari hendaklah ke batas siang
di mana waktu selalu punya fajar”

rumpun itu pun melepas anaknya sambil berkata:
“terbanglah ke benua dan samudera
temui langit dan tanahmu
telaga-telaga tenang dan bergeriap
jejak dan bening matahari
mereka yang memeluk pagi petang”

berjalanlah anak-anak itu dan dewasa
di susurinya langit nyanyian mega dan sungai
hingga bertemu fajar dan suar terakhir
yang berkaskan isyarat nun tak jauh lagi

sebelum sampai di hitungan habis ia berucap sendiri :
“anak-anak baru harus pergi menembus abad
untuk dunia baru
di atas padang dan waktunya sendiri”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar