Senin, 03 Oktober 2011

Tentang Sastrawan KAMAJAYA AL KATUUK




Kamajaya Al Katuuk lahir di Bandung tanggal 14 Maret 1960. Ayahnya  berasal dari  Tonsea, Minahasa Utara. Ibunya dari Bandung.
Menikah dengan Novetia Arestiawati Sambul tahun 1984. Dikaruniai dua orang putra, Praba Kawistara Katuuk dan Rayanmada Kinasihan Katuuk.
Menamatkan Pendidikan SD  di Bojong Soang, Bandung. SMP di SMP Negeri Dayeuhkolot, kemudian melanjutkan ke SPG Negeri 1 Bandung. Pendidikan perguruan tingginya diselesaikan di IKIP Negeri Manado Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tugas akhir, skripsi, mengambil kajian drama sebagai media pendidikan nonformal. Sedangkan S-2 ditempuh di Universitas Gajah Mada dalam bidang Kajian Amerika. Studi  S-3 di Universitas Negeri Jakarta dalam program Manajemen Pendidikan.
Kamajaya memulai kariernya di dunia jurnalistik menjadi perwakilan Memorandum Surabaya, lalu  bergabung dengan Majalah Berita Mingguan Fokus, Jakarta perwakilan Manado. Kiprahnya di media lokal dimulai dari menjadi redaktur Manado Post, kemudian menjadi Redaktur Pelaksana Wibawa, dan selanjutnya ikut juga membina beberapa acara di media elektronik, terutama di Televisi Manado (TVM). Ia tampil sepekan sekali di acara “Coffee Morning (2003—2004)”
Sejak tahun 1984 Kamajaya diangkat menjadi dosen di IKIP Manado, sekarang menjadi Universitas Negeri Manado (UNIMA). Sambil menjadi dosen Kamajaya tetap berkiprah di media, terutama di media daerah (Sulawesi Utara). Belakangan Kamajaya aktif sebagai pegiat LSM. Ia pernah mendirikan Yayasan Serat, yang kemudian diteruskan oleh Reiner Emyot Ointoe. Ia juga pernah menjadi penasihat LBH Manado, semasa kepemimpinan Frangky Wongkar. Kamajaya kemudian mendirikan Forum Basudara yang mendorong setiap orang/kelompok yang bertikai mau menyelesaikan masalahnya secara damai dengan konsep “mengagendakan penyelesaian bersama”. Sejak Pemilu 2004 Kamajaya terpilih menjadi salah seorang anggota KPU Manado.
Kegandrungan terhadap dunia sastra   mengental ketika  bertemu dengan Husen Mulahele yang bertindak sebagai mentor dan sahabatnya di Manado. Semasa berkesenian dengan Husen Mulahele, Kamajaya menerbitkan karya kumpulan sajaknya yang pertama, berjudul Harmonika.
Tahun 1980  Kamajaya  membina Teater Remaja Manado (1980-an). Saat itu aktivitas yang dibina tidak hanya sastra dan teater saja, melainkan juga jenis kesenian lain, seperti tarian dan nyanyian. Kelompok tersebut kemudian melahirkan Sanggar Muara Alit, yang lebih memusatkan diri pada kegiatan sastra dan teater.
5) Karya-karya Kamajaya Al Katuuk
a.     Puisi
(1) Harmonika (1980)
(2) Bukit Kleak Senja (Antologi Penyair Kampus, 1991)
(3) Riak Utara (1990)
(4) Ziarah Langit
a.     Cerpen
Beberapa cerpen karya Kamajaya pernah dimuat di Anita Cemerlang dan Majalah Kartini.
a.     Drama
(1) “Si Tiwo” (karya ini pernah dipentaskan di Taman Budaya, 1983)
(2) Beberapa naskah serial TV Manado
a.     Karya-karya yang pernah disutradarai
(1) “Kasir Kita” (Arifin C. Noer); sekaligus Kamajaya sebagai pemeran tunggalnya
(2) Raksasa Pemangsa (Iverdixon Tinungki)
a.     Karya-karya Nonfiksi
(1) Men and Wealth in Steinbeck’s (Thesis)
(2) Lintasan Amerika dalam Sastra (Panduan Kuliah, 1992)
(3) Pelatihan Dasar Penulisan Naskah Sinetron (Pengabdian Masyarakat, 1992)
(4) Tikaian Antara Kelampauan dan Kekinian dalam Belenggu
(5) Punahnya Tradisi Tutur di Minahasa (Penelitian, 1999)
(6) Pengembangan Seni dan Budaya di Kota Manado; Antisipasi Manado sebagai Kota Pantai (Bappeda Manado, 1999)
(7) Punahnya Tradisi Tutur di Sulawesi Utara (Penelitian, 2000)
(8) Metode Penelitian Teks; Teori dan Praktik (Panduan Kuliah, 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar