Minggu, 02 Oktober 2011

KOREOGRAFI BANTIN 4 (Puisi Iverdixon Tinungki & Video)


Apa yang mesti kukisahkan padamu dalam koreografi empat cintaku
Ketika penyair itu tengah menyusun orkestrasi kematian
Melodius biola Stradivarius, puisi nada Richard Strauss
Hujan menyembab di kelopak matanya

“ia di sana cintaku. mengakhiri syair simfonisnya
Lelaki yang kehabisan waktu menulis kata cinta”

Seperti pendekar, ia bertarung dengan kesadarannya
Tapi tak ada yang mau berumah di airmatanya

Pada sajaknya ia menulis namamu
Dan mengekalkannya pada taman mawar di depan rumahnya
“tapi haruskah ia memetik harpa dengan jarinya sendiri?”
Seperti katamu di suatu malam yang melukakannya

Cintaku,
Penyair itu telah memilih menggali liang sepidukanya
Dan menapaki lagi indahnya kesunyiannya
Ia berjalan dengan himne detak hati meraba malam
Ia kadang tersenyum saat mengingat canda yang getir
Yang telah diselipnya di langit
Lalu pada setiap lenguhannya ia selalu mengucap kalimat itu
Di ujung nafasnya: “Setidaknya aku punya tempat menoleh!”

Dan ia berhenti di tepi kotalautnya
Mendengar kabar cinta darimu
yang ditulis ombak di atas peta masir
yang ada hanya sangsai yang dihempas ombak
dengan sebegitu kuatnya
meretakkan hatinya

Manado, 8 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar