Selasa, 04 Oktober 2011

LOHORAUNG ( Puisi Iverdixon Tinungki)


bila manusia tanpa legenda
hidup sedatar pulau tanpa hutan
tak ada ukuran menilai khilaf
maka perang menjadi hiburan ketangkasan

ini pulau persinggahan balangingi
daratan tada hujan dengan pesisir curam
kubah kawah gunung menetaskan duka
mengeraskan ketabahan tanah liat di kebun umbiumbian

menggonggonglah anjing zaman
perompak mandi di sungai minanga
menepihkan penat di mata gadis bulangan dan humingging
kapal berlabuh di buhias menukar miras dengan pala dan koprah
dirampas perompak lain di laut utara dan selatan

lalu sejarah menegaskan sikapnya
seperti pagi membuka cahaya ke atas lautan
dan dahandahan cempaka mengeluarkan bunga
buat dikalungkan bagi abad yang segera tiba

berbijaklah datuk bulango mencipta legenda
biar kolokolo mandolokang punya tuan, punya kedatuan
karena negeri tanpa keteraturan bagaimana bisa mencapai tujuan
maka gemparlah para pemabuk
mendengar laut mengirimkan Lohoraung
putri berbaju daun, berkulit awan di bawa bulango
dari negeri khayangan di balik lautan
pesona kecantikan membius langit
menurunkan hujan hingga semak berkilauan
mentakbir mantramantra rahasia

ketika meninggalkan perahu ia melayang ke daratan
dan kerikilkerikil bergetar dalam pijakan sakti kelembutan
bersujudlah segala kemegahan teluk yang dulu bertepuk dada
seperti kisah kaisar yang takluk di ketiak perempuan
taklim rakyat pun dicurahkan, karena manusia
tak mungkin melawan dewa diutus Tuhan

bulango mendaulat ratu Lohoraung
diantar ribuan rakyat tagulandang
setelah perahu nawalandang
dari pantai mereka bergerak menuju istanah
beriring tambur nanaungan merancak langkah
derap lelaki berbaris di depan memikul hasil ladang
perempuanperempuan menari dengan gaun kofo
kukukuku memerah laka memagiskan udara berbau bataka
anakanak menatap dengan mata berbinar
seakan sejarah mulai menulis matarantai nasib
pada setiap jejak tapak sang dimulia ratu kencana

dan waktu terus menyeret kelokan kisah
kemaharayaan negeri atau lumpur menutup ganggang
di hamparan dataran karang di bawah puncak gunung ruang
meledak seperti pemabuk muntah di tengah malam buta
lalu diesok panginya kota tua kerajaan itu
telah jadi milik pedagang cina
derap lelaki berbaris di pelabuhan
menjadi buruh pengangkut
barang milik orang



*) Ratu Lohoraung, ratu pertama kerajaan Tagulandang. Memerintah pada 1570-1609. Anak dari datuk Bulango, saudara raja kerajaan Siau, Lokonbanua II. Tapi dalam legenda masyarakat Tagulandang, ratu Lohoraung dikisahkan sebagai seorang dewi yang datang dari lautan. Ia berpakaian daun-daun kayu. Mimiliki kesaktian terbang. Ia perempuan yang sangat cantik. Kolokolo adalah nama Pulau Biaro dalam bahasa sasahara. Mandolokang juga nama sasahara dari Pulau Tagulandang. Balangingi adalah sebutan sasahara buat perompak dari Sulu Mindanao. Kerajaan Tagulandang berdiri sejak 1570 dan baru berakhir pada tahun 1945, karena melebur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1 komentar: