Jumat, 05 Juli 2013

Sym. Roy Malamtiga (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)

Oleh : Iverdixon Tinungki


Pnt. Roy Malamtiga, lahir di  Siau, 13 Oktober 1969. Menikah dengan Elsye Tinungki dan dikarunia dua orang anak yakni Calfin C Malamtiga dan Cindy Malamtiga. Ketika istri terkasih meninggal dunia, ia kembali menikah dengan  Selvi Gampamole.
            Ia dikenal sebagai sosok yang ikut medukung berdirinya kanisah di kolom 19 walaupun pada awalnya belum terlibat aktif bersama para perintis lain. Setelah Bpk Welly Areros mengajaknya bersama-sama dalam perjuangan jemaat beliau langsung mendukung dan bersama-sama dalam membangun kanisah. Ia dikenal sebagai seorang yang rajin dan tak mengenal lelah dalam membangun jemaat. Pada saat jemaat cikal bakal Gunung Hermon bergabung dengan jemaat Getsemani Sumompo, ia terpilih menjadi Syamas kolom 15 jemaat GMIM Getsemani Sumompo.

            Pada saat Jemaat Gunung Hermon menjadi gereja otonom, ia terpilih menjadi sekretaris jemaat periode 2000-2005. Awalnya ia begitu ragu dengan kemampuannya menjadi sekretaris jemaat karena menganggap dirinya masih begitu muda dan belum cukup berpengalaman tapi dukungan keluarga dan Bpk. Welly Areros sebagai ketua dan semangat melayani membuat beliau berusaha dan terus maju dalam melayani.
Ia bersama dengan Bpk. Welly Areros ke rumah Bpk. Welly Sambalao untuk bermohon bantuan lahan pekuburan jemaat Gunung Hermon.
Pada periode 2005-2010 ia terpilih kembali menjadi sekretaris jemaat Gunung Hermon.  Tapi, pada periode ini beliau melaksanakan pelayanannya sebagai sekretaris hanya 5 bulan terhitung Januari-Juni 2010, karena masalah pribadi dan digantikan oleh Sym Marfel Malamtiga. Periode 2010-2014 ia menjadi Penatua di Kolom II, dan dinilai berhasil dalam pelayanannya di kolom II.
Saat di wawancarai Tim Penulis, ia mengungkap kesanya yakni: sangat terkesan dengan kebersamaan jemaat dalam membangun walaupun masih banyak tantangan tapi menurutnya tantangan tidak membuat jemaat patah semangat tetapi tantangan lebih memotifasi jemaat untuk terus berjuang. Kesan pergumulannya yaitu banyak konflik terjadi di antara Pelsus tapi semua membuat kita  lebih dewasa. Pesannya, kerjasama harus terus dipelihara dan lebih meningkatkan kualitas kerja pelayanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar