laut menganyam tikar petiduran bulan
pada kelindan barisan pohon pandan
di tepi pesisir keheningan
seratserat lainnya menyusun pesan
langit dan laut tak pernah lelap
mengiktisarkan matamu
melenterakan sinar
dari Ulu ke Mala
getar ombak menyelusupkan
tubuhtubuh pecah
mencair dalam gaduh suara pepohan
tapi angin membawa bau tubuhmu
menjelma perahu besar tibatiba
melabuh di hatiku
hatiku seakan bandar
ramai merdu suasa
mengentalkan lebat hujan yang kau kemas
ke atas barisan pandan digenangi
kerinduan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar