Jumat, 05 Juli 2013

Pnt. Frederik Wadjah (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)



Oleh: Iverdixon Tinungki 

Pnt. Frederik Wadjah, lahir di Manado, 28 Desember 1955. Ia adalah salah seorang yang terlibat aktif dalam perintisan berdiri jemaat Gunung Hermon. Bersama dengan Bpk. M. Sasambi, Bpk. A. Adrian, Bpk. W. Areros, Bpk. Sonny Katilik mengadakan rapat untuk pembuatan kanisah pertama di atas bukit, dengan berpartisipasi biaya sensor kayu diladang pekuburan jemaat Nazaret. Ia terbilang giat dalam kegiatan kerja bakti pembuatan Kanisah di atas bukit.

Ketika tim penggembalaan turun meredam konflik peralihan tempat pembangunan kanisah dari atas bukit ke lokasi kolom 16, beliau ikut dalam penggembalaan dan meninggalkan tempat karena marah dan sangat tegas menolak untuk bergabung dengan kanisah di kolom 16. Beliau mengatakan hasil sidang pleno Majelis di Nazaret tahun 1997 tidak sah karena melecehkan hasil sidang pleno majelis tahun 1996.
Beliau juga mengatakan pada waktu acara pisah sambut vikaris Kaparang, Bpk. Pnt. Andries Lutia memimpin aksi 5 menit untuk pembangunan kanisah di kolom 19 tetapi ternyata uang terkumpul tersebut tidak digunakan untuk pembangunan kanisah kolom 19 tapi digunakan untuk pembelian lahan di kolom 16. Menurutnya semua adalah kebohongan dan beliau meninggalkan tim penggembalaan bersama rekan-rekan lainnya.
Ketika terjadi masalah pemotongan tiang-tiang kanisah pertama di atas bukit, ia ikut  menandatangani laporan ke pihak yang berwajib  bersama sejumlah perintis jemaat Gunung Hermon.
Karier pelayanan yang diembannya yakni menjadi Ketua Pria Kaum Bapa jemaat Gunung Hermon periode 2005-2010 dan 2010 -2014.
Kepada Tim Penulis ia memaparkan kesannya di sekitar proses terbentuknya jemaat gereja Gunung Hermon dari tahun 1996 – 2000 yang merupakan sesuatu yang sangat bersejarah bagi dirinya  karena di dalamnnya menuntut perjuangan yang tidak gampang, menyita waktu, perhatian dan pikiran karena harus melewati berbagai peristiwa yang tidak kita inginkan. Didalamnya ada tindakan brutal dari orang yang tidak ingin jemaat Gunung Hermon terbentuk sehingga terjadi kejadian-kejadian yang tidak diingini terjadi yaitu pemotongan, perusakkan bahkan sampai merobohkan gereja.
Sebenarnya katanya,  perusakkan sampai pada perobohan gereja ini, tidak akan terjadi kalau kedua pihak menyadari benar-benar sebagai orang yang percaya dan pengikut Kristus tentu segala sesuatu tindakan harus didasari kasih di dalamnya. Kita duduk musyawarah maka ini akan melahirkan suatu keputusan sesuai dengan yang kita ingin. “Pada saat itu orang-orang yang tidak senang dengan kami berpikir dengan emosi, untungnya kami dari pihak yang dirugikan masih dapat mengendalikan emosi berpikir secara waras, kalau kita juga berpikir secara emosi melayani mereka, maka sudah pasti akan terjadi pertumbahan darah,” ujarnya.
Untuk itu ke depan pesannya, kita semua harus melihat segala sesuatu dengan kacamata iman untuk melakukan, mengajar dan mendidik anak cucu kita dengan baik. Jangan mengikuti apa yang salah tetapi harus kita lakukan dan tunjukkan apa yang baik untuk mereka lakukan atas dasar firman. Kita selalu sampaikan kepada mereka didalamnya mereka akan menjadi orang-orang yang berguna yang terutama pada Tuhan dan segala sesuatu yang mereka lakukkan atas dasar kasih bukan dengan emosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar