Kamis, 04 Juli 2013

KISAH PELAUT TUA (puisi Iverdixon Tinungki)



(dalam pelayaran dari Buang ke Sawangino
Bersama Opa Hersen)

ia bercerita tentang kekasihnya laut
dengan bau garam merebahkannya di malam
tahuntahun percintaan sarat pelayaran
seperti perempuan katanya, gelombang itu tangan

pada gelombang
ia menemukan taman samudera
tak berbatas cakrawala
terus menjelajah menuju kaki purnama
dimana di sana cinta lebih bercahaya


pulau dan benua cuma tempat mengaso
begitu juga gadisgadis cantik berbagi gincu di dada

pelaut itu pengelana, sahabat badai langit tanpa cahaya
jangan bertanya berapa gadis telah dicumbunya
atau berapa banyak minuman telah dikecapnya
ia akan berkata: semua tak sebanding lautan
yang membuat dahaga sesungguhnya terpuaskan

empat puluh lima tahun pelayaran menjadikan port seakan stasiun
siapa tak ingin mencium bau garam di selangkangan laut
tanpa laut pulau dan benua tak saling berpaut

tapi, ia harus berpisah dengan kekasihnya karena usia, katanya
laut dan pelaut ternyata cinta ditakdir tak selalu bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar