Kamis, 04 Juli 2013

MEMANDANG PULAU RUANG (Puisi Iverdixon Tinungki)



pada jazirah batubatu hitam
dan pasir yang legam
kucium bau api yang geram

di sini berabadabad lahar selalu mengalir
tapi berabadabad hidup tak kalah mendesir

di pantaipantai Laimpatehi dan Pumpente
nelayannelayan membangun perahu merajut jala
siapa mengajar daya bertahan selain Tuhan
dimana hidup tak boleh menyerah


dan aku memandang orangorang terus mendayung
di depan pulau dengan gunung puncaknya terpancung
dalam semangat tak pernah murung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar