Jumat, 05 Juli 2013

Pdt. Agustina E Talu, STh (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)



Oleh: Iverdixon Tinungki
 
Pdt. Agustina E Talu, STh, lahir di Talaud, 9 September 1965. Menikah dengan  Samuel Kunia (bercerai) dan dikaruniai dua orang anak Olivia Kunia dan  Glady Kunia.
Ketika jemaat Gunung Hermon  baru diresmikan menjadi jemaat mandiri ia ikut hadir. Sebagaimana rencana awal pihak Badan Pekerja Wilayah Manado Utara II untuk menempatkan seorang Pendeta seiring peresmian Gunung Hermon menjadi jemaat otonom kehadiran beliau pada awalnya ditolak oleh sebagian besar anggota jemaat karena jemaat baru itu masih banyak memerlukan biaya untuk pembangunan gereja.  Nanti pada  rapat wilayah di  jemaat Gunung Hermon akhirnya menetapkan kehadirannya di jemaat Gunung Hermon sebagai pendeta pelayanan karena Bpk. Pnt. Welly Areros menjabat sebagai ketua jemaat.

. Meski kehadirannya akhirnya diterima walaupun terjadi ketegangan, tapi jemaat membangun pastori sederhana untuknya. Sebagai pelayan yang begitu mengerti dengan kondisi jemaat beliau tingggal di pastori yang kecil dan upah perbulan sebesar  Rp. 50.000.
Pdt. Agustina E Talu, STh mengawali pelayanannya dengan mengusahakan pengadaan air besih bagi jemaat yang terletak di atas bukit itu. Menurutnya air bersih merupakan kebutuhan vital bagi jemaatnya. Sebagai gereja yang berada di bukit  sangat sulit bila tidak ada ketersediaan air bersih. Dengan segala daya upaya bersama jemaatnya akhirnya proyek air bersih itu berhasil dibangunnya dan diresmikan pada bulan November 2001 ole Ketua Badan Pekerja Wilayah Manado Utara II Pdt. Jopy Lontoh, STh.
Sebagai jemaat yang baru berdiri, selaku Ketua Jemaat ia juga mendorong berbagai potensi jemaat untuk ikut aktif dalam berbagai kegiatan sinodal.  Berbagai kegiatan lomba diikuti oleh pemuda remaja dan anak sekolah minggu dan berhasil menjuarai kegiatan wilayah dan sinode diantaranya menjadi Juara I Lomba bintang vokalia anak Sinode GMIM oleh adik Hendra Katilik.
Sayang sekali karya pelayanannya mengalami pergumulan ketika terjadi permasalahan dengan bendahara dan ibu Ritna Tahulending. Jemaat dan sebagian besar Pelsus menandatangani surat ke Badan Pekerja Sinode GMIM meminta agar beliau dipindahkan karena kepelayanannya diniai menurun.
Ketika ditemui tim penulis pada Mei 2013 Pdt. Agustina E Talu, STh mengatakan sampai sekarang ia masih bertanya dalam hati kesalahan apa yang membuat jemaat Gunung Hermon sampai mengajukan perpindahannya ketika itu meski masa jabatan pelayanan belum berakhir. Tapi ia juga mengakui dimana sebagai manusia ia pun tak luput dari kelemahan dan kesalahan.
Menanggapi Surat dari jemaat Gunung Hermon ke Sinode ketika itu, Tim pengembalaan dari Wilayah yang terdiri dari  Pdt. J Lontoh, Pdt. S Sapulete, Ibu Pdt. Tambaru turun untuk mendamaikan tapi tidak memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan yakni agar jemaat Gunung Hermon masih bisa menerima Pdt. Agustina E Talu, STh di jemaat tersebut.
Dari beberapa sumber mengatakan masalah yang menerpa Pdt. Agustina E Talu, STh lebih disebabkan oleh hal sepele yakni diseputar uang jalan yang dimintanya untuk mengikuti kegiatan Sinode. Tapi kegiatan itu tidak diikutinya. Tentang hal tersebut, kepada Tim Penulis, dijelaskannya dimana sebenarnya  ia ikut selama sehari kegiatan yang berlangsung dua hari itu. Sedang pada hari terakhir, ia terpaksa tidak ikut bukan karena sengaja tapi  ia harus menghadiri  pernikahan adiknya.
Persoalan lainnya yang ikut menjadi alasan mendepaknya dari tugas pelayanan di Gunung Hermon yakni menyangkut hobinya berkaraoke menyanyi lagu-lagu pop non religi. Menurutnya menyanyi lagu-lagu pop adalah hal yang biasa sekedar hiburan. Sebagai seorang hamba Tuhan yang dikarunia talenta menyanyi yang baik sejak usia belia ia juga aktif menyanyi lagu-lagu gerejani. Tapi bagi segelintir anggota jemaat di Gunung Hermon menyanyi lagu pop bagi seorang hamba Tuhan yang punya jabatan Pendeta tak dapat diterima. Kendati begitu ada juga anggota jemaat  seperti  Kel. Pontoh P Lowokang yang mengatakan tidak ada persoalan bagi seorang pendeta menyanyikan lagu pop yang penting di tempat yang tepat.
Tentang alasan kedua pendepakannya itu, ia mengatakan tak lagi dipikirkannya karena tak ada lagi dendam di hatinya. Ia sudah memaafkan semua dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Ketika ditanya tentang visi misinya dalam pelayanan ketika itu ia mengatakan melayani dengan sungguh walau banyak pergumulan. Kesannya saat itu jemaat dan pelayanan baik tapi ada sebagian yang tidak mendukung pelayanannya. Pesannya, lihatlah “Pelayanan” sebagai dasar iman, jangan hanya masalah satu atau dua orang mengorbankan keutuhan persekutuan jemaat.  Jagalah keutuhan jemaat.  Saling menopang dan membantu.
Pada bulan Juli 2002 Pdt. Kunia F Talu, STh  pindah dari jemaat Gunung Hermon dan Pdt. J.J Lontoh,STh menjadi PJS sampai Februari 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar