Jumat, 05 Juli 2013

Pdt Stefen Julius Sapulete, STh (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)



Oleh: Iverdixon Tinungki

Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh, bagi jemaat Gunung Hermon dipandang sebagai salah satu pendiri jemaat Gunung Hermon. Tanpa beliau dan segenap BPMJ dan Pelsus  Jemaat Getsemani Sumompo yang menerima eksodus jemaat Gunung Hermon mungkin masalah jemaat ini belum dapat diselesaikan. Kelakar menarik yang sempat dilontarkan Pdt Stefen Julius Sapulete, STh seputar berdirinya jemaat Gunung Hermonyang patut disimak yakni: “Saya adalah bapak tiri dari jemaat Gunung Hermon”. Sebab, bagaimana pun bagi Sapulete, ayah kandung sesungguhnya dari Jemaat Gunung Hermon adalah Jemaat Nazaret Tuminting.

Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh dilahirkan di Ambon, 18 November 1963. Menikah dengan  Pendeta Desi Taner, STh dikaruniai dua orang anak Sani Sapulete dan Tanisya Sapulete.
Sebagai sekretaris wilayah saat itu, Sapulete selalu membantu dan peduli dengan keadaan jemaat Gunung Hermon. Hasil sidang majelis jemaat Getsemani Sumompo diawal bulan Mei 1999 menerima jemaat GMIM Gunung Hermon sebagai jemaat kolom 14 dengan dukungan penuh dari beliau. Ia sosok seorang yang sangat humoris dan begitu dekat dengan jemaat maupun Pelsus. Menjawab kekuatiran jemaat Gunung Hermon dengan tidak adanya tanah pekuburan, jemaat Getsemani memberikan lahan pekuburan selama 1 periode jika ada daun jatuh.
Selama perjuangan pemekaran jemaat Gunung Hermon oleh para perintis ia ikut bekerjasama dalam usaha pemekaran jemaat tersebut. Setelah mandiri beliau rela mempersembahkan beberapa jemaatnya yang berada di sekitar Gunung Hermon untuk menjadi anggota jemaat Gunung Hermon, diantaranya :
Kel. Pontoh Pontolowokang
Kel Biringan Laihat
Kel Lowai Pontoh
Setelah jemaat Gunung Hermon  mandiri, Pendeta Stefen Julius Sapulete, STh  masih memberikan waktunya untuk menyelesaikan berbagai konflik dalam jemaat Gunung Hermon dalam kapasitasnya sebagai sekretaris Wilayah Manado Utara II. Beliau juga yang memberkati pernikahan dari beberapa anggota jemaat di Gunung Hermon karena jemaat  itu masih belum memiliki Pendeta dan Ibu Kunia Talu, STh yang menjadi pendeta pelayanan di masa kepemimpinan Ketua Jemaat Pertama Pnt. Welly Areros, belum memiliki SK untuk pemberkatan nikah.
Kepada Tim Penulis ia memaparkan hal yang paling mengesankan di seputar masalah-masalah yang terjadi di Gunung Hermon yaitu ketika Bpk. Sym. A. Adrian menunjuk dengan jarinya      kepada Ibu Pendeta Kunia Talu,STh dalam konflik yang terjadi di dalam rapat majelis. Semua masalah-masalah yang terjadi itu merupakan kenangan yang menghidupkan pelayanan.
Pesannya semoga jemaat Gunung Hermon tetap menjadi berkat sesuai dengan namanya  dalam Mazmur 133. Sesuai dengan nama bisa memberikan embun yang menyejukkan itu bagi sesama jemaat dan dapat mengalirkan berkat ke bawah (Jemaat Tunggul Isai) dan ke perumahan Simphoni (jemaat Non Kristiani) dan kepada semua orang. Memberikan cahaya bagi jemaat agar jemaat bisa memberikan sinar bagi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar