Jumat, 05 Juli 2013

Pnt. Alfinus Pontoh (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)

Oleh: Iverdixon Tinungki


Pnt. Alfinus Pontoh, lahir 2 November  1957. Menikah dengan Cristina Pontolowokang dikarunia dua orang anak yakni Alfrits Christof Pontoh dan Detari Pontoh (alm).
Diawal pembangunan kanisah jemaat Gunung Hermon Pnt. Alfinus Pontoh, yang juga merupakan anggota TNI AD itu terbilang sangat peduli dengan keberadaan jemaat di atas bukit itu. Ia  ikut dalam perjuangan secara tidak langsung  karena waktu itu beliau masih menjadi syamas kolom II jemaat Getsemani Sumompo.

Dalam berbagai konflik yang terjadi seperti pemotongan tiang kanisah pada Senin, 8 Desember  1997  oleh Bpk. Hendrik Tondondame, ia ada bersama-sama dan turut mengamankan keadaan tapi karena situasi yang tidak memungkinkan, berusaha menelepon Koramil dan Polsek untuk datang ke lokasi.
Sebagai warga jemaat tetangga yang rumahnya sangat dekat dengan lokasi Kanisah Kolom 19, ia sering didatangi para perintis jemaat Gunung Hermon diantaranya Bpk Welly Areros untuk berkonsultasi dan mencari jalan keluar berbagai persoalan yang terjadi saat itu. Misalnya, saat penyusunan laporan kronologis pemotongan tiang kanisah yang dimasukkan ke Korem dan Polsek. Ia secara tidak langsung menyumbangkan pikiran untuk masuk dalam konsep pembuatan yang ditulis oleh Ibu Ritna Tahulending.
            Dalam Rapat untuk merumuskan nama jemaat beliau juga hadir dan mengusulkan salah satu nama dengan bahasa Sangihe “Senggigilang”, tapi nama itu kemudian tidak digunakan karena mayoritas jemaat lebih memilih nama “Gunung Hermon”.
Ketika Jemaat Gunung Hermon berintegrasi ke jemaat Getsemani Sumompo juga mendapat  dukungan penuh darinya dan pelsus-pelsus yang ada waktu itu.
Pada akhir Mei 1999 sesuai keputusan sidang jemaat Gunung Hermon diterima di jemaat Getsemani dan diutus penatua kolom I Ibu Tumbilung Gagansa dan Syamas kolom II Bpk. Pontoh untuk mengkoordinir atau sebagai penghubung jemaat Gunung Hermon dan Getsemani sumompo.
Setelah berintegrasi ke Sumompo walau masih Syamas kolom II telah diundang oleh perintis lainnya untuk mengadakan rapat di rumah Kel. Lembo Dirongalo Pontoh dan Bpk. Pontoh dipilih untuk menjadi ketua Panitia Pembangunan Gedung Kanisah kedua yang peletakkan batu pertama tanggal 12 Juni 1999 dan selesai dalam kurun waktu 3 bulan karena tanggal 12 September telah diresmikan sebagai Kanisah kolom 14 jemaat Getsemani Sumompo. Pada bulan Oktober beliau dipilih menjadi penatua kolom 14.
Ketika jemaat Gunung Hermon diresmikan sebagai jemaat otonom, Pnt. Alfinus Pontoh pernah menjadi bendahara jemaat pada periode 2005-2010. Ketika menjabat sebagai bendahara jemaat ia berhasil mengantar jemaat Gunung Hermon meraih prestasi peringkat 7 sentralisasi jemaat se-Sinode GMIM. Ia juga menjadi Ketua Panitia Pembangunan pastori jemaat.
            Saat diwawancarai tim penulis di rumahnya, ia mengungkap kesannya dimana  Jemaat Gunung Hermon adalah jemaat yang mandiri yang artinya berdiri dari kaki sendiri. “Di panas tak lekang, di dingin tak lapuk”. Pergumulan yang paling mengesankannya selaku pelayan di Gunung Hermon yakni pada saat peralihan kepemimpinan ketua jemaat dari Pdt. Agustina Talu ke  Pdt Ransun berakhir dengan berbagai pegumulan tapi jemaat tetap membuat ibadah pisah sambut pendeta. Kepada generasi berikut di Gunung Hermon ia berpesan dengan dasar di atas, kiranya generasi berikut tetap memelihara persatuan dan kesatuan persaudaraan yang kukuh sesuai nama jemaat. Karena dengan rukun berkat akan mengalir dalam hidup kita dan kita pun akan menjadi berkat bagi orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar