Jumat, 12 Juli 2013

Pendeta Alex Koloay, STh (Seri Tokoh Gereja Manado Utara)


Oleh: Iverdixon Tinungki
 
Usai periode kepemimpinan Pendeta Ny. Sumolang Dapu, STh pada tahun 1984, posisi Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah (BPMW) Manado Utara II  digantikan oleh Pendeta Alex Koloay, STh. Tugasnya sebagai Ketua Wilayah sekaligus Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Torsina Tumumpa  diembannya  kurang lebih 5 tahun (1984-1990).

Ketika ditemui Tim penulis di rumahnya pada Juni 2012, ia mengatakan fokus pelayanan pada masa kepemimpinanya lebih diarahkan pada upaya membangun soliditas antar rekan-rekan BPMW dan pimpinan-pimpinan jemaat.  Ia mengaku kondisi BPMW periode kepemimpinannya ketika itu cukup solid. Tapi ia tak menepis adanya perbedaan-perbedaan pendapat dalam pelayanan, namun hal itu tidak menjadi kendala besar dalam menjalankan program dari Sinode, maupun program kerja wilayah.
Menurut Pendeta Koloay, ketika ia memimpin Wilayah Manado Utara II meski pun merupakan wilayah pemekaran tapi teritorialnya masih sangat luas karena terbentang dari Kelurahan Karangria hingga Desa Tongkaina dan dari Kelurahan Tuminting hingga Desa Pandu. Persoalan aksesibilitas di area pelayanan yang luas ini masih merupakan kendala. Selain itu karakteristik jemaat sangat majemuk. Walaupun memang, mayoritasnya adalah warga Nusa Utara. Budaya sangihe sangat kental. Mereka sangat sensitif dalam banyak hal, apalagi menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan moralitas. Persoalan yang terjadi di luar lingkungan pelayanan pun dapat mempengaruhi pelayanan gereja karena sikap sensitif jemaat itu.
Dari ingatannya dikatakan, ada beberapa orang yang ditokohkan jemaat, figur-figur ini sangat membantu dalam pelayanan, namun tak dipungkiri juga sering menjadi penyebab ketegangan dalam pelayanan karena perbedaan cara pandang. Ketegangan ini sering terbawa hingga dalam rapat-rapat resmi gereja. Tak jarang ada kata-kata kasar dan tindakan keras yang ditunjukkan ketika berseberangan pendapat. Walaupun demikian, rasa memiliki jemaat terhadap pelayanan gereja sangat tinggi.
Kehadiran anggota jemaat dalam ibadah BIPRA aras wilayah sangat banyak.  Persekutuan Pria Kaum Bapa misalnya, kehadiran anggota PKB mencapai ratusan orang dalam sekali beribadah. Jemaat sangat peduli akan pertumbuhan pelayanan. Karakter sensitif dan cepat tersinggung ini tak merusak persekutuan sebab mereka cepat memaafkan.
Di periode ini, tidak ada pemekaran, baik di aras wilayah maupun aras jemaat.  Memang ada beberapa wacana pemekaran jemaat yang muncul di Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting, namun pemekaran baru terjadi pada periode berikutnya.
Di Komisi WKI, terjadi sedikit pro-kontra karena perbedaan pendapat antara Ketua Komisi WKI Pnt. Lahope-Bogar dan Sekretaris Komisi Ibu Koloay-Tamuntuan. Ketegangan ini sempat terbawa sampai pada pelayanan wilayah, namun tetap dapat dikendalikan, walau memang turut memunculkan blok antara Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting. Harus diakui, pada periode ini, jemaat Torsina Tumumpa dan Nazaret Tuminting menjadi barometer untuk jemaat lainnya.
Menurut memori Ny. Dra Lahope-Bogar, mantan  Ketua WKI Wilayah Manado Utara II periode 1984-1990 dimana pada masa kepemimpina Pendeta  A. Koloay, STh  tidak ada pemekaran jemaat. Teritorial pelayanan masih sama dengan masa kepemimpinan Ketua Wilayah yang pertama. Hanya saja katanya,  pemekaran wilayah Bunaken, membuat territorial Wilayah Manado Utara II yang sebelumnya hanya sampai di daerah Molas Meras, bertambah karena desa Tongkaina di masukkan ke wilayah pelayanan Manado utara II. Diakuinya,luas wilayah ini membuat medan yang harus dihadapi saat melayani cukup berat. Tapi semuanya dapat dilaksanakan dengan baik.
Khusus tentang  WKI, hal penting yang dilaksanakan ketika itu ialah pada bidang pendidikan. WKI menggalakkan pembangunan Taman Kanak-kanak (TK) di jemaat-jemaat. Hasilnya, dibangunnya sebuah TK di Jemaat Nazaret Tuminting, dan di jemaat Torsina Tumumpa, dan di Pandu. Di jemaat Petra Karangria, tidak lagi dibangun TK jemaat sebab sudah ada TK Pertiwi.
Pelayanan pada umumnya berjalan baik, hanya ada sedikit ketegangan di internal Komisi WKI, karena perbedaan pendapat dan masalah ketepatan waktu dalam pelayanan. Namun hal ini tidak menghambat pelayanan yang ada. WKI bahkan berhasil melaksanakan kegiatan lomba antar jemaat, juga kegiatan wilayah yang di pusatkan di NDC Resort.
Pnt.  Arnold Tuwonaung, mantan  Sekretaris Komisi PKB Wilayah Manado utara II pada masa kepemimpinan Pendeta A. Koloay, membenarkan dimana periode  pelayanan di Wilayah ketika itu  berjalan sangat baik. Sebagai bagian dari pelayanan di aras wilayah, kami dapat saling bekerjasama. Memang ada perbedaan pendapat, namun tidak ada gejolak hebat yang menguncang pelayanan.
Dikatakannya, Ketua Wilayah Pdt. Alex Koloay adalah figur yang sangat baik dan rendah hati. Beliau mampu membuat kami tetap sejalan dalam pelayanan, walaupun ada saja pandangan yang berbenturan.
Di pelayanan kategorial PKB, kami sangat solid. Kami berhasil menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan Hari Persatuan PKB  Sinode, yang dilaksanakan di NDC Resort.
Ketua Pemuda Wilayah Manado Utara II periode 1984-1990, Pnt. Drs. Ruben Saerang mengatakan Wilayah Manado utara II di periode itu penuh dengan dinamika.  Karakter jemaat yang keras dan sensitif membuat muncul ketegangan di jemaat, apalagi masih terbawa hasil pemilihan BPMW dan juga BPMJ serta pelayan khusus di jemaat. Blok-blok akibat “dukung-mendukung” calon yang dijagokan terbawa hingga pelayanan di awal periode ini.
Watak keras juga ditunjukkan para Pelayan Khusus yang terpilih, sehingga dalam melaksanakan program pelayanan, ada juga yang gontok-gontokkan hingga dalam sidang-sidang majelis. Namun ketegangan ini tidak merusak pelayanan yang ada, sebab baik pelayan maupun jemaat sangat menghormati wibawa gereja.
Di masa itu kata Ruben tidak ada keputusan penting lain yang mengubah keputusan sebelumnya, setelah Manado utara II dipisahkan dari Wilayah Manado Utara.

Struktur BPMW Manado Utara II (1984-1990)
1.            Ketua                         : Pdt. Alex Koloay, STh
2.            Wakil Ketua  : (Tuminting)
3.            Sekretaris      : Pnt. AT. Rompis (Alm)
4.            Bendahara    : Sym. Lord Mandiangan (Alm)
5.            PKB                : Pnt.
6.            WKI                 : Pnt. Lahope-Bogar
7.            PEMUDA       : Pnt. Ruben Saerang
8.            REMAJA        : Pnt.
9.            ASM               : Pnt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar