Kamis, 04 Juli 2013

GEREJA ULU (puisi Iverdixon Tinungki)



dulu ada anak gadis missionary gereja Belanda
ia berlarilari di bawah pinang raja di pelataran gereja
kukira ia malaikat yang datang berbagi riang
dengan anakanak petani pala
bermata sayu memandanginya

omaoma tua mengenakan kebaya berbau kanji
diseterika hingga kerawang dan suji begitu rapih
mereka berpayung menuju  gereja
dengan senyum serekah seruni dan kenanga

opaopa mengenakan stelan jas dengan umbai rantai di dada
sisiran rambut dipipih hingga menyentuh kulit kepala
mereka tiba lebih pagi dari semua
dan memilih tempat paling muka


ini misa keberapa. Mazmur yang sama masih dibaca di altar
sejak  aku kanakkanak  mengikuti ibu ke gereja
aku hanya menghitung tahun dan abad
tiang penyangga tua telah dipugar. Juga tahlil
telah berbeda katakata
cara berpakaian pun ikut berubah
anak missionary Belanda telah tiada

aku ingat di menara ada miniatur ayam
yang selalu berputar mengikuti angin
aku menatap ke menara
ayam yang sama masih di sana
menumbuhkan kenangan dan kesaksian
Tuhan yang kupuja tak berubah
meski saman porakporanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar